Tingkah Jokowi Bak Ketum Partai Singgung Megawati? Pengamat: Perlu Belajar ke SBY

Selasa, 29 November 2022 | 07:52 WIB
Tingkah Jokowi Bak Ketum Partai Singgung Megawati? Pengamat: Perlu Belajar ke SBY
Presiden Joko Widodo (tengah) berpidato dalam acara Nusantara Bersatu : Satu Komando Untuk Indonesia di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Sabtu (26/11/2022). [ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/nym].
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Acara pertemuan relawan Jokowi dengan Presiden Joko Widodo di Stadion Gelora Bung Karno (GBK) terus menuai kontroversi. Mulai dari alasan orang nomor satu di Indonesia itu berjumpa dengan relawan hingga pemakaian stadion GBK sendiri.

Terbaru, kritikan datang dari pengamat komunikasi politik Universitas Esa Unggul, M. Jamiluddin Ritonga. Ia menilai bahwa Presiden Jokowi telah menyinggung petinggi PDI Perjuangan karena terlalu banyak berbicara mengenai calon presiden atau capres 2024.

Diketahui dalam acara tersebut, Presiden Jokowi memang menyampaikan kriteria capres. Menurut sang presiden, sosok pemimpin yang bisa menggantikannya adalah mereka yang berambut putih hingga wajah penuh kerutan karena memikirkan rakyat.

Pembahasan kriteria capres oleh Jokowi itu pun dinilai membuat PDIP tersinggung, tak terkecuali Megawati Soekarnoputri. Terlebih posisi Jokowi di PDIP hanyalah kader.

Baca Juga: Terkuak! Ganjar Pranowo Ganti Warna Rambut Jadi Putih, Ternyata Karena Tidak Enak Sama...

"Ketersinggungan kader PDIP itu kiranya wajar karena Jokowi dinilai sudah melampaui kewenangan sebagai kader PDIP," kata Jamiluddin seperti dikutip Wartaekonomi.co.id -- jaringan Suara.com, Selasa (29/11/2022).

Jamiluddin mengatakan, hanya Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri yang berwenang menentukan capres, sesuai dengan kesepakatan di partai tersebut.

"Karena itu, tidak ada kader PDIP yang boleh menyampaikan capres, apalagi sudah mengarah kepada sosok tertentu. Hal itu dinilai sudah melanggar kesepakatan di internal PDIP," terangnya.

Jokowi, kata Jamiluddin, juga dinilai telah bertingkah seolah menjadi ketua umum partai gegara banyak bicara soal capres.

"Selain itu, sebagai presiden Jokowi juga terlalu sering berbicara capres. Sebagai presiden, Jokowi terkesan sudah mengambil peran partai politik, khususnya Ketua Umum partai," kritiknya.

Baca Juga: Ganjar Tak Direstui Jadi Capres 2024 oleh Megawati Bikin Kader PDIP Mundur Massal, Benarkah?

Menurutnya, sikap banyak berbicara mengenai capres kurang baik lantaran bukan merupakan tugas presiden. Presiden idealnya seharusnya tidak berpihak kepada salah satu bakal capres. Jokowi pun diminta berguru pada Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

"Untuk itu, Jokowi perlu belajar kepada Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam menyikapi capres. Pada Pilpres 2014, SBY tidak memihak kepada pasangan capres," tandasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI